Jumat, 05 Agustus 2011

Got Spot

Kecerdasan spiritual (spiritual Quotient), pertama kali digagas oleh Danah Zohar dari Harvard University dan Ian Marshall dari Oxford University. Pembuktian temuan mereka secara ilmiah oleh Michael Persinger awal 1990-an dan oleh VS Rama Chandran dan tim-nya dari California University, yang menemukan eksistensi God Spot (Tiktik Tuhan) dalam otak manusia. God Spot sudah built-in sebagai pusat spiritual yang terletak pada jaringan syaraf otak.

God Spot terletak di antara hubungan syaraf dalam cuping-cuping temporal otak, melalui pengamatan terhadap otak dengan topografi emisi, posisi pada daerah syaraf tersebut akan bersinar apa bila subyek penelitian diarahkan untuk mendiskusikan spriritual atau agama. Rekasinya berbeda-beda dan sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. (orang barat menyebut God, Islam menyebut Allah, dan lain-lain), aktifitas cuping temporal ini selama bertahun-tahun dikaitkan dengan penampakan mistis para penderita epilepsi dan pengguna obat LSD. Penelitian Ramachandran adalah penelitian yang pertama kali menunjukkan bahwa cuping itu juga aktif pada orang normal. God Spot tidak membuktikan adanya Tuhan, tetapi menunjukkan otak telah berkembang untuk menanyakan kegunaan dan makna kepemilikannya?

Pembuktian oleh ahli syarf Austria, Wolf Singer pada era 1990-an atas the binding problem, yang menununjukkan ada proses syaraf dalam otak manusia yang terkonsentrasi pada usaha mempersatukan dan memberi makna dalam pengalaman hidup kita, suatu jaringan syaraf yang secara literal "mengikat" perjalanan kita secara bersama untuk hidup "agar lebih hidup" (baca : bermakna). Pada God dpot inilah sebenarnya terdapat fitrah manusia.

Sayangnya penelitian diatas belum mapu menjangkau ketuhanan. Pembahasannya baru sebatas tataran biology atau psikologi semata, karena tidak bersifat transendental, temuan mereka baru sebatas hardware saja (spititual centre pada otak manusia), belum ada softwarenya. Jadi model ESQ (emotion SQ) adalah Soft ware atau isi dari God spot atau spiritual centre secara transendental.

Ary ginanjar Agustian mencoba mengurai temuan Danah Zohar diatas dalam versi Islam, dalam bukunya Rahasia Sukses Membangun ESQ membeberkan bahwa God Spot atau fitrah adalah alam fikir yang jernih dan suci melalui hati dan fikiran yang bersifat merdeka serta bebas dari belenggu fikiran (zero mind process). Dengan kata lain Ary menyebut God Spot secara singkat adalah fitrah atau suara hati.

Jadi jelas sekali berdasarkan hasil penelitian tersebut, bahwa penampakan gaib (mistis) bisa terjadi pada penderita epilepsi dan penggunaan obat LSD, hal tersebut bisa juga terjadi kepada orang yang kehabisan oksigen pada otaknya, tetapi peristiwa mistis pada orang yang mengalami sakit mental/jiwa berbeda dengan orang sadar dan sengaja mencapai zero mind atau keadaan ujung dari pemikiran.

Aplikasi Zero Mind dalam Islam

Banyak cara mencapai zero mind melalui meditasi, mengulang mantra, wirid sampai menafikkan tubuhnya, intinya untuk meninggalkan kesadaran fisik dan dinaikkan kesadarannya dengan cara mengabaikan aktifitas fisik. Dengan demikian jiwa berada dalam keadaan lebih tinggi dari pada kesadaran fisik yang terbatas oleh tangan, fikiran dan indrawi lainnya.

Islam melarang menggunakan obyek fikiran dengan media benda (makhluk), karena akan menyebabkan tersesat atau salah jalan kepada hakikat ketuhanan yaitu kepada Dzat yang tidak bisa dibayangkan oleh fikiran, rasa, maupun hati. Kalau jiwa ditujukan kepada Yang Tak Terjangkau maka akan terbebas dari pengaruh alam maupun makhluk ciptaan, karena itu tujulah Sang Kreator... yaitu Dzat Yang Maha Mutlak.

(ferry djajaprana)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar